Minggu, 14 Maret 2010

makalah macam-macam penyakit pada manusia



Tugas Biologi
Mencari Macam-Macam
Penyakit Pada Manusia



Disusun Oleh:

M. Akbar Giuliano




Daftar Isi

1.   Influenza         …………………………………………………….3
2.   Patah Tulang Hidung……………………………………...6
3.   Perdarahan Hidung (Epaitaksis/Mimisan)…………….8
4.   Sumbatan di Telinga Luar………………………………..11
5.   Herpes Zoster Pada Telinga ……………………………...13
6.   Radang Gendang Telinga………………………………….15
7.   Radang Amndel……………………………………………..16
8.   Radang Pita Suara…………………………………………18
9.   Nodul Pita Suara(Nodul Penyanyi)……………………..19
10.           Kelumpuhan Pita Suara……………………………...21
11.           Berkurangnya Pendengaran & Tuli………………..25









INFLUENZA
GEJALA
Influenza berbeda dengan common cold.
Gejalanya timbul dalam waktu 24-48 jam setelah terinfeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba.

Kedinginan biasanya merupakan petunjuk awal dari influenza.
Pada beberapa hari pertama sering terjadi demam, bisa sampai 38,9-39,4?Celsius.

Banyak penderita yang merasa sakit sehingga harus tinggal di tempat tidur; mereka merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di punggung dan tungkai.
Sakit kepala seringkali bersifat berat, dengan sakit yang dirasakan di sekeliling dan di belakang mata. Cahaya terang bisa memperburuk sakit kepala.

Pada awalnya gejala saluran pernafasan relatif ringan, berupa rasa gatal di tenggorokan, rasa panas di dada, batuk kering dan hidung berair.
Kemudian batuk akan menghebat dan berdahak.
Kulit teraba hangat dan kemerahan, terutama di daerah wajah.
Mulut dan tenggorokan berwarna kemerahan, mata berair dan bagian putihnya mengalami peradangan ringan.
Kadang-kadang bisa terjadi mual dan muntah, terutama pada anak-anak. 

Setelah 2-3 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam berlangsung sampai 5 hari.
Bronkitis dan batuk bisa menetap sampai 10 hari atau lebih, dan diperlukan waktu 6-8 minggu ntuk terjadinya pemulihan total dari perubahan yang terjadi pada saluran pernafasan.


KOMPLIKASI

Influenza merupakan penyakit serius, tetapi sebagian besar penderita akan kembali sehat dalam waktu 7-10 hari.
Komplikasi bisa memperberat penyakit ini. Resiko tinggi terjadinya komplikasi ditemukan pada penderita yang sangat muda, usia lanjut dan penderita penyakit jantung, paru-paru atau sistem saraf.

Kadang influenza menyebabkan peradangan saluran pernafasan yang berat disertai dahak berdarah (bronkitis hemoragik).
Komplikasi yang paling berat adalah pneumonia virus; yang bisa berkembang dengan segera dan menyebabkan kematian dalam waktu 48 jam. Pneumonia virus kemungkinan akan terjadi selama wabah influenza A.
Komplikasi lainnya dalah pneumonia bakteri yang terjadi karena adanya ganguan dalam kemampuan paru-paru untuk melenyapkan atau mengendalikan bakteri di dalam saluran pernafasan.

Meskipun sangat jarang terjadi, virus influenza jgua dihubungkan dengan peradangan
otak (ensefalitis), jantung (miokarditis) atau otot (miositis).
Ensefalitis bisa menyebabkan penderita tampak mengantuk, bingung atau bahkan jatuh dalam keadaan koma. Miokarditis bisa menyebabkan murmur jantung atau gagal jantung.

Sindroma Reye merupakan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal, yang terjadi terutama pada anak-anak selama wabah influenza B.
Sindroma Reye terutama terjadi jika anak-anak mendapatkan aspirin atau obat yang mengandung aspirin.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Beratnya penyakit dan adanya demam tinggi membedakan influenza dari common cold.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pembiakan virus dari sekret penderita.

PENGOBATAN
Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan. Tirah baring sebaiknya dilakukan segera setelah gejala timbul sampai 24-48 setelah suhu tubuh kembali normal.

Untuk penyakit yang berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofenn, aspirin, ibuprofen atau naproksen.
Kepada anak-anak tidak boleh diberikan aspirin karena resiko terjadinya sindroma Reye.
Obat lainnya yang biasa diberikan adalah dekongestan hidung dan penghirupan uap.

Jika segera diberikan pada infeksi influenza A yang belum mengalami komplikasi, obat rimantadin atau amantadin bisa membantu mengurangi lama dan beratnya demam serta gejala pernafasan.
Ribavirin (dalam bentuk obat hirup atau tablet) mampu memperpendek lamanya demam dan mempengaruhi kemampuan virus untuk berkembangbiak, tetapi pemakaiannya masih bersifat eksperimental. Ribavirin bisa diberikan untuk meringankan gejala pneumonia virus.

Infeksi bakteri sekunder diobati dengan antibiotik.
Pneumonia bakteri karena pneumokokus, bisa dicegah dengan memberikan vaksin yang mengandung pneumokokus. Tetapi vaksin ini tidak diberikan kepada seseorang yang telah menderita influenza.


PENCEGAHAN
Seseorang yang pernah terkana virus influenza, akan membentuk antibodi yang melindunginya terhadap infeksi ulang oleh virus tertentu.
Tetapi cara terbaik untuk mencegah terjadinya influenza adalah vaksinasi yang dilakukan setiap tahun.

Vaksin influenza mengandung virus influenza yang tidak aktif (dimatikan) atau partikel-partikel virus.
Suatu vaksin bisa bersifat monovalen (1 spesies) atau polivalen (biasanya 3 spesies).
Suatu vaksin monovalen bisa diberikan dalam dosis tinggi untuk melawan suatu jenis virus yang baru, sedangkan suatu vaksin polivalen menambah pertahanan terhadap lebih dari satu jenis virus.

Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang bisa melindungi terhadap influenza A saja.
Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi-yang belum menerima vaksinasi.
Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8 minggu.
Oba ini bisa menyebabkan gelisah, sulit tidur dan efek samping lainnya, terutama pada usia lanjut dan pada penderita kelainan otak atau ginjal.











  Patah Tulang Hidung

DEFINISI
Patah pada tulang hidung lebih sering terjadi dibandingkan dengan patah tulang lainnya di wajah.

PENYEBAB
Patah tulang hidung terjadi akibat benturan dan seringkali disertai dengan patah tulang lainnya di wajah.

GEJALA
Gejalanya berupa:
  Nyeri
  Perdarahan hidung
  Memar di sekeliling mata
  Kelainan bentuk hidung (mungkin baru akan tampak jika pembengkakan telah hilang)
  Pembengkakan
  Gangguan dalam menghirup udara melalui hidung.

Jika terjadi penimbunan darah di dalam tulang rawan (kartilago) dari septum (pembatas lubang hidung kiri dan kanan) hidung, maka kartilago bisa mengalami infeksi dan mati, sehingga hidung akan mendatar dan berbentuk seperti sadel sepeda.

Patah tulang hidung


PENGOBATAN
Untuk mencegah infeksi dan mempertahankan kartilago, darah yang terkumpul di septum hidung dibuang.
Setelah dilakukan manipulasi untuk mengembalikan hidung ke posisi semula, dipasang bidai di luar hidung.
Patah pada septum sulit untuk diatasi dan seringkali perlu dilakukan tindakan pembedahan. 

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan rontgen hidung.























Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan)

DEFINISI
Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang berasal dari hidung.

PENYEBAB
Penyebab epistaksis:
1)    Infeksi lokal
- Vestibulitis
- Sinusitis
2)    Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami cedera
- Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, adanya benda asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh gas yang merangsang
- Patah tulang hidung
3)    Penyakit kardiovaskuler
- Penyempitan arteri (arteriosklerosis)
- Tekanan darah tinggi
4)    Infeksi sistemik
- Demam berdarah
- Influenza
- Morbili
- Demam tifoid
5)    Kelainan darah
- Anemia aplastik
- Leukemia
- Trombositopenia
- Hemofilia)
- Telangiektasi hemoragik herediter
6)    Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak maupun ganas
7)    Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan menopause
8)    Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak (seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya sangat dingin
9)    Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan ringan disertai ingus berbau busuk
10) Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan berulang pada anak dan remaja.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan lainnya yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis epistaksis:
- Pemeriksaan darah tepi lengkap
- Fungsi hemostatis
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring

PENGOBATAN
Epistaksis anterior
  Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan vaskular berkurang dan mudah membatukkan darah dari tenggorokan
  Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa dihentikan dengan cara menekan cuping hidung selama 5-10 menit
  Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan perdarahan, maka dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan lidocain atau pantocain untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri
  Setelah perdarahan berhenti, dilakukan penyumbatan sumber perdarahan dengan menyemprotkan larutan perak nitrat 20-30% (atau asam trichloracetat 10%) atau denganelektrokauter
  Bila dengan cara tersebut perdarahan masih terus berlangsung, maka diperlukan pemasangan tampon anterior yang telah diberi vaselin atau salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak terjadi perdarahan ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon anterior dimasukkan melalui lubang hidung depan, dipasang secara berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga hidung dan harus menekan sumber perdarahan. Tampon dipasang selama 1-2 hari.
  Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita tidak perlu dirawat dan diminta lebih banyak duduk serta mengangkat kepalanya sedikit pada malam hari. Penderita lanjut usia harus dirawat
Penanganan epistaksis anterior

Epistaksis posterior
Pada epistaksis posterior, sebagian besar darah masuk ke dalam mulut sehingga pemasangan tampon anterior tidak dapat menghentikan perdarahan.
Perdarahan posterior lebih sukar diatasi karena perdarahan biasanya hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga hidung.
Dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon Bellocq), yaitu tampon yang mempunyai tiga helai benang, 1 helai di setiap ujungnya dan 1helai di tengah. Tampon dipasang selama 2-3 hari disertai dengan pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah infeksi pada sinus ataupun telinga tengah.

Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak dapat diatasi dengan pemasangan tampon, perlu dilakukan pengikatan arteri etmoidalis anterior dan posterior atau arteri maksilaris interna.

Epistaksis akibat patah tulang atau septum hidung biasanya berlangsung singkat dan berhenti secara spontan, kadang-kadang timbul kembali beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah pembengkakan berkurang.
Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan pembedahan terhadap patah tulang atau pengikatan arteri.

Pada penderita telangiektasi hemoragik herediter (kelainan bentuk pembuluh darah), epistaksis yang hebat bisa menyebabkan anemia berat yang tidak mudah dikoreksi dengan pemberian zat besi tambahan.
Untuk mengatasi anemia, dilakukan pencangkokan kulit ke dalam septum hidung.












Sumbatan di Telinga Luar

DEFINISI
Tahi telinga (cerumen) mungkin menghalangi saluran telinga. Bahkan tahi telinga yang banyak sering tidak menimbulkan gejala. Gejala bisa bervariasi dari gatal sampai kehilangan pendengaran. Seorang dokter mungkin mengeluarkan tahi telinga dengan mengguyur secara lembut saluran telinga dengan air hangat (irigasi). Tetapi, jika orang sudah mempunyai gendang telnga berlubang, irigasi tidak digunakan karena air bisa memasuki telinga bagian dalam jika lubang masih ada. Demikian pula, irigasi tidak digunakan jika ada kotoran dari telinga, karena kototran berasal dari gendang pendengar yang berlubang. Pada situasi ini, seorang dokter mungkin menyingkirkan tahi telinga dengan alat tumpul, alat dengan lensa pembesar diujungnya, atau alat vakum.

Pelarut tahi telinga membantu melunakkan serumen, tetapi mereka biasanya harus diikuti dengan irigasi, karena pelarut jarang melarutkan seluruh serumen. Orang sebaiknya tidak mencoba pemindahan tahi telinga di rumah dengan cotton bud, jepit rambut, pensil, atau peralatan lain apa pun. Tindakan seperti itu biasanya hanya memasukkan lilin lebih banyak dan bisa merusakkan gendang pendengar. Sabun dan air di atas sehelai waslap menyediakan higienis telinga eksternal yang memadai.
Irigasi saluran telinga
Ujung jarum suntik berisi air ditempatkan tepat di dalam saluran telinga, dan semburan air hangat dengan lembut diarahkan ke dalam saluran menyingkirkan tahi telinga. Prosedur ini sebaiknya dilakukan oleh seorang dokter atau seorang jururawat.

Penyumbatan bisa terjadi ketika orang, khususnya anak, menaruh benda asing, seperti manik-manik, penghapus, dan kacang, ke dalam saluran telinga. Biasanya, seorang dokter menyingkirkan benda seperti itu dengan sebuah pengait tumpul atau alat vakum kecil. Kadang-kadang manik-manik logam dan kaca bisa dieluarkan dengan irigasi, tetapi air membuat beberapa benda, seperti kacang, mengembang, menyulitkan pengeluaran. Benda yang berada jauh di dalam saluran lebih sulit untuk dihilangkan karena risiko luka pada gendang pendengaran. Anestetik umum digunakan kalau seorang anak tidak bekerja sama atau kalau pengeluaran benar-benar sulit.

Serangga, khususnya kecoa, juga mungkin menyumbat liang telinga. Untuk membunuh serangga, seorang dokter memenuhi liang dengan minyak mineral atau lidocaine, senyawa pemati rasa. Cara ini menghilangkan rasa sakit dengan segera dan memungkinkan dokter menyingkirkan serangga.



























Sindroma Ramsay Hunt (Herpes Zoster pada telinga)

DEFINISI
Sindroma Ramsay Hunt (Herpes Zoster pada telinga) adalah suatu infeksi pada saraf pendengaran oleh virus herpes zoster, yang menyebabkan nyeri telinga hebat, tuli danvertigo (perasaan berputar).

PENYEBAB
Virus herpes zoster.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

GEJALA
Pada telinga luar dan di dalam saluran telinga terbentuk lepuhan-lepuhan kecil berisi cairan (vesikel).
Vesikel juga bisa terbentuk di kulit wajah atau leher yang dipersarafi oleh saraf yang terinfeksi.

Jika saraf wajah tertekan akibat infeksi dan pembengkakan, maka otot-otot pada salah satu sisi wajah bisa mengalami kelumpuhan yang sifatnya sementara ataupun menetap.

Ketulian bisa bersifat menetap atau sembuh kembali secara sempurna.
Vertigo berlangsung selama beberapa minggu.

PENGOBATAN
Obat pilihan adalah anti-virus asiklovir.

Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (analgesik) dan untuk menekan vertigo diberikan diazepam.

Jika terjadi penekanan saraf wajah, dilakukan pembedahan untuk memperlebar lubang yang dilalui oleh saraf wajah. Setelah pembedahan biasanya kelumpuhan wajah akan menghilang.








































Miringitis Infeksiosa (Radang Gendang Telinga)

DEFINISI
Miringitis Infeksiosa (Infectious Myringitis) adalah suatu peradangan pada gendang telinga.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah infeksi virus atau bakteri.

GEJALA
Pada gendang telinga ditemukan lepuhan-lepuhan berisi cairan (vesikel).
Nyeri timbul secara tiba-tiba dan berlangsung selama 24-48 jam.

Jika disertai demam dan hilangnya pendengaran kemungkinan penyebabnya adalah infeksi bakteri.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop


PENGOBATAN
Infeksi diatasi dengan antibiotik.

Untuk mengurangi nyeri diberikan obat pereda nyeri atau dilakukan pemecahan vesikel.





Tonsilitis (Radang Amandel)

DEFINISI
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel).

Tonsilitis sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokuks atau infeksi virus (lebih jarang).

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak tenggorokan).
Tonsil berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.
Tonsil bisa 'dikalahkan' oleh infeksi bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsilitis.
Infeksi juga bisa terjadi di tenggorokan dan daerah sekitarnya, menyebabkan faringitis

GEJALA
Gejalanya berupa nyeri tenggorokan yang semakin parah jika penderita menelan.
Nyeri seringkali dirasakan di telinga karena tenggorokan dan telinga memiliki persarafan yang sama.

Anak-anak yang lebih kecil biasanya tidak mengeluhkan tenggorokannya nyeri, tetapi mereka tidak mau makan.

Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala dan muntah.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Tonsil membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan. Ditemukan nanah dan selaput putih tipis yang menempel di tonsil. Membran ini bisa diangkat dengan mudah tanpa menyebabkan perdarahan.

Dilakukan pembiakan apus tenggorokan di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya.

PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 10 hari. Jika anak mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika:
- tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/tahun
- tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 2 tahun
- tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurun waktu 3 tahun
- tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

PENGOBATAN
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan berbisik.
Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.
Laringitis (Radang Pita Suara)

DEFINISI
Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok).

Laring terletak di puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.

PENYEBAB
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya common cold).
Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan difteri.

Laringitis bisa terjadi akibat:
- Penggunaan suara yang berlebihan
- Reaksi alergi
- Menghirup iritan (misalnya asap rokok).

GEJALA
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara.
Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.

Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
- demam
- tidak enak badan
- kesulitan menelan
- sakit tenggorokan.

Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.

PENGOBATAN
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan berbisik.
Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.


Nodul Pita Suara (Nodul Penyanyi)

DEFINISI
Nodul Pita Suara (Nodul Penyanyi) adalah pertumbuhan yang menyerupai jaringan parut dan bersifat jinak pada pita suara.

PENYEBAB
Nodul biasanya terbentuk akibat pemakaian suara yang berlebihan, terlalu keras atau terlalu lama.

GEJALA
Gejalanya adalah suara serak.
Pita suara normal

Nodul pita suara


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksan fisik.
Nodul tampak sebagai suatu pertumbuhan yang berkapur

PENGOBATAN
Pada anak-anak, nodul biasanya akan menghilang hanya dengan menjalani terapi vokal.

Pada dewasa, nodul harus diangkat melalui pembedahan.








Kelumpuhan Pita Suara

DEFINISI
Kelumpuhan Pita Suara adalah ketidakmampuan untuk menggerakkan otot-otot yang mengontrol pita suara, sehingga salah satu atau kedua pita suara tidak dapa membuka atau menutup sebagaimana mestinya.

Pita suara adalah 2 buah pita otot elastis yang terletak di dalam laring (kotak suara), tepat diatas trakea (saluran udara).
Pita suara menghasilkan suara jika udara yang tertahan di paru-paru dilepaskan dan melewati pita suara yang menutup sehingga pita suara bergetar.
Jika kita tidak sedang berbicara, pita suara terpisah satu sama lain sehingga kita bisa bernafas.

PENYEBAB
Kelumpuhan pita suara bisa disebabkan oleh:
  Kelainan otak (misalnya tumor otak, stroke dan penyakit demielinisasi)
  Kerusakan saraf yang menuju ke laring akibat tumor, cedera, infeksi virus atau neurotoksin(zat yang bersifat racun terhadap saraf, contohnya timah hitam atau racun pada difteri)
  Cedera kepala
  Cedera leher
  Kanker paru-paru atau tiroid

GEJALA
Kelumpuhan pita suara bisa mempengaruhi proses berbicara, bernafas dan menelan.
Kelumpuhan menyebabkan makanan dan cairan terhidup ke dalam trakea dan paru-paru.

Jika hanya 1 pita suara yang lumpuh (kelumpuhan 1 sisi), maka suara menjadi serak.
Biasanya saluran udara tidak tersumbat karena pita suara yang normal bisa membuka sebagaimana mestinya.

Jika kedua pita suara mengalami kelumpuhan (kelumpuhan 2 sisi), maka kekuatan suara akan berkurang.
Penderita juga mengalami gangguan pernafasan karena terjadi penyumbatan saluran udara ke trakea.

Kelumpuhan pita suara

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pemeriksaan terhadap pita suara dilakukan dengan menggunakan endoskopi.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah CT scan kepala, leher, dada dan kelenjar tiroid.

PENGOBATAN
Pada beberapa kasus, suara akan kembali normal tanpa pengobatan pada tahun pertama setelah terjadinya kerusakan. Karena itu dokter seringkali menunda pembedahan minimal 1 tahun untuk memastikan bahwa tidak terjadi penyembuhan spontan.
Selama masa penundaan ini biasanya penderita dianjurkan menjalani terapi suara, yaitu melakukan latihan-latihan untuk memperkuat pita suara atau untuk memperbaiki pengontrolan pernafasan selama berbicara. Misalnya penderita dianjurkan untuk berbicara lebih lambat atau membuka mulutnya lebih lebar ketika berbicara.




Ada 2 macam pembedahan:
  1. Menambahkan sejumlah bahan ke dalam pita suara yang lumpuh, biasanya teflon.
    Pada saat ini juga digunakan kolagen, silikon dan lemak tubuh.
    Penambahan bahan ini akan memperkecil rongga diantara kedua pita suara sehingga pita suara yang normal dapat bersentuhan lebih dekat dengan pita suara yang normal sehingga bisa memperbaiki suara.
  2. Merubah posisi pita suara.
    Dilakukan penggeseran pita suara yang lumpuh sehingga lebih dekat ke garis tengah. Dengan demikian, pita suara yang lumpuh bisa bersentuhan dengan pita suara yang normal.
Kedua jenis pembedahan tersebut bisa memperbaiki suara dan proses menelan.
Setelah menjalani pembedahan, penderita juga mengikuti terapi suara.

Untuk kelumpuhan 1 sisi diberikan suntikan teflon pada pita suara yang lumpuh sehingga letaknya mendekati garis tengah dan pita suara yang lainnya bisa bersentuhan.
Dengan demikian, selama proses menelan saluran udara tetap terlindungi dan suara penderita dapat diperbaiki.

Untuk kelumpuhan 2 sisi, dilakukan trakeostomi (pembedahan untuk membuat sebuah lubang ke dalam trakea melalui leher) sehingga udara tidak perlu melewati pita suara.
Trakeostomi ini bisa bersifat menetap atau hanya digunakan selama terjadinya infeksi saluran pernafsan.
Bisa juga dilakukan aritenoidektomi (pembedahan untuk memisahkan kedua pita suara secara permanen); hasilnya saluran udara terbuka lebar tetapi kualitas suara menjadi lebih



















Berkurangnya Pendengaran & Tuli

DEFINISI
Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga.
Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat.

PENYEBAB
Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh:
  Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif)
  Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak (penurunan fungsi pendengaran sensorineural).

Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi:
- Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam)
- Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak).

Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh:
- Trauma akustik (suara yang sangat keras)
- Infeksi virus pada telinga dalam
- Obat-obatan tertentu
- Penyakit Meniere.

Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh:
- Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak
- Infeksi
- Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) - Beberapa penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum).

Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat:
- Gondongan
- Campak Jerman (rubella)
- Meningitis
- Infeksi telinga dalam.

Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat penyakit demielinasi (penyakit yang menyebabkan kerusakan pda selubung saraf).

GEJALA
Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut:
- kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik
- terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)
- tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal
- kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar
- pusing atau gangguan keseimbangan.

DIAGNOSA
1.            Pemeriksaan Dengan Garputala

Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai dengan menempatkan garputala yang telah digetarkan di dekat telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke telinga.
Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran subnormal bisa menunjukkan adanya kelainan pada saluran telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak.

Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai dengan menempatkan ujung pegangan garputala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga).
Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak, termasuk tulang koklea di telinga dalam. Koklea mengandung sel-sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran.
Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran dan jalur saraf pendengaran di otak.

Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran melalui hantaran tulang normal, dikatakan terjadi tuli konduktif.
Jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural.
Kadang pada seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan.
2.    Audiometri

Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi pendengaran secara tepat, yaitu dengan menggunakan suatu alat elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan ketinggian dan volume tertentu.
Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi volume dari setiap nada sehingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya.

Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah.
Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus.
3.    Audimetri Ambang Bicara

Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras suara harus diucapkan supaya bisa dimengerti.
Kepada penderita diperdengarkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata yang memiliki aksentuasi yang sama, pada volume tertentu.
Dilakukan perekaman terhadap volume dimana penderita dapat mengulang separuh kata-kata yang diucapkan dengan benar.
4.    Diskriminasi

Dengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk membedakan kata-kata yang bunyinya hampir sama.
Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku kata, yang bunyinya hampir sama.
Pada tuli konduktif, nilai diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar) biasanya berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai diskriminasi berada di bawah normal. Pada tuli neural, nilai diskriminasi berada jauh di bawah normal.
5.    Timpanometri

Timpanometri merupakan sejenis audiometri, yang mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga tengah.
Timpanometri digunakan untuk membantu menentukan penyebab dari tuli konduktif.
Prosedur in tidak memerlukan partisipasi aktif dari penderita dan biasanya digunakan pada anak-anak.

Timpanometer terdiri dari sebuah mikrofon dan sebuah sumber suara yang terus menerus menghasilkan suara dan dipasang di saluran telinga.
Dengan alat ini bisa diketahui berapa banyak suara yang melalui telinga tengah dan berapa banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai perubahan tekanan di saluran telinga.
Hasil pemeriksaan menunjukkan apakah masalahnya berupa:
- penyumbatan tuba eustakius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang)
- cairan di dalam telinga tengah
- kelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang menghantarkan suara melalui telinga tengah.

Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang melekat pada tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga tengah).
Dalam keadaan normal, otot ini memberikan respon terhadap suara-suara yang keras/gaduh (refleks akustik) sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi telinga tengah.
Jika terjadi penurunan fungsi pendengaran neural, maka refleks akustik akan berubah atau menjadi lambat. Dengan refleks yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap berkontraksi selama telinga menerima suara yang gaduh.
6.    Respon Auditoris Batang Otak

Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran.
Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk memantau fungsi otak tertentu pada penderita koma atau penderita yang menjalani pembedahan otak.
Elektrokokleografi

Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran.
Kadang pemeriksaan ini bisa membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi pendengaran sensorineural.

Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran pada penderita yang tidak dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap suara.
Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan bayi atau untuk memeriksahipakusis psikogenik (orang yang berpura-pura tuli).

Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui adanya kelainan pada daerah yang mengolah pendengaran di otak.
Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk:
- mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukan
- memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada saat telinga kiri menerima pesan yang lain
- menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan yang bermakna
- menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan di kedua telinga pada waktu yang bersamaan.

Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang berlawanan, karena itu kelainan pada otak kanan akan mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri.
Kelainan pada batang otak bisa mempengaruhi kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber suara.


PENGOBATAN
Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya.
Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut.

Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.


ALAT BANTU DENGAR

Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Alat bantu dengar terdiri dari:
- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara
- Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara
- Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan.

Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).
Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural.

Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
- kemampuan mendengar penderita
- aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja
- keterbatasan fisik
- keadaan medis
- penampilan
- harga.

Alat Bantu Dengar Hantaran Udara

Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau sebuah selang kecil yang terbuka.

- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan
Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu dengar yang paling kuat.
Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang dipasang di saluran telinga.
Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya lebih mudah dan tidak mudah rusak.

- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga
Digunakan untuk penderita gangguan fungsi pendengaran sedang sampai berat.
Alat ini dipasang di belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain.

- CROS (contralateral routing of signals)
Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya.
Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.
Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi telinga yang tidak berfungsi.

- BICROS (bilateral CROS)
Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.

Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar cairan (otore).

Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui tulang tengkorak ke telinga dalam.
Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.


PENCANGKOKAN KOKLEA

Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar.

Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian:
- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar
- Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh mikrofon
- Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari prosesor percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik
- Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator dan mengirimnya ke otak.

Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam memahami percakapan.

Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar.
Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami kerusakan.

Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara.
Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian mengirimnya ke otak.